Perempuan
22 Sep 2022 18:52
Mama Pembuat Noken dari Yorbes Ini Kesulitan Pasarkan Produknya
Debora Kampak terkendala dalam memasarkan hasil noken buatannya, sehingga tas khas Papua ini hanya dijual di depan rumahnya.
Program Pemberdayaan dan Pendampingan Literasi Digital (BTS 4G BAKTI) di Provinsi Papua dan Papua Barat merupakan Program Badan Aksesibilitas Telekomuniksasi dan informasi (BAKTI - KOMINFO) dengan mitra kerja Yayasan Bengkel Pembelajaran Antar Rakyat Tanah Papua ( Belantara Papua).
Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan pemberdayaan dan pendampingan literasi digital di kampung-kampung yang telah dibangun fasilitas BTS 4G BAKTI dan sudah di on air-kan. Kegiatan mensosialisasikan pemanfaatan BTS 4G BAKTI dan bagaimana menjaga fasilitas tersebut untuk mendukung kelancaran program pembangunan kampung, pengembangan ekonami, pendidikan, kesehatan dan lainnya.
Pada saat pendampingan di Kampung Yorbes, Distrik Sayosa Kabupaten Sorong, Kamis (22/9/2022) pendamping menemukan potensi pengembangan ekonomi. Seorang mama bernama Debora Kampak, 37 tahun, sedang mengerjakan noken berbahan dari kulit kayu. Ia biasanya menjual noken itu dengan cara digantung di depan rumah.
Berikut wawancara dengan Debora Kampak:
Tanya: Sejak kapan mama mulai menganyam Noken dan belajar dari siapa?
Jawab: Saya sudah dari umur 17 tahun mulai menganyam Noken bersama dengan orang tua saya, setelah mama saya meninggal saya yang melanjutkannya dan sudah menjadi pekerjaan saya karena ketika Noken terjual atau laku saya menggunakan uang tersebut untuk membeli kebutuhan dapur.
Tanya: Mama butuh berapa lama untuk membuat 1 buah Noken?
Jawab: Saya butuh waktu 3 hari untuk membuat Noken yang kecil sedangkan Noken yang besar saya bikin 1 minggu.
Tanya: Kalau bahan-bahannya mama dapat dari mana saja?
Jawab: Saya harus cari pohon gambus dan biasanya saya dapat dari orang bekas-bekas senso (chainsaw) kayu karena dia punya kayu ini juga biasa operator dong bikin papan dan kalau yang noken punya warna-warna ini saya pakai kasumba atau wantex.
Tanya: Biasanya Mama jual di mana saja? dan satu Noken Mama dengan harga berapa?
Jawab: Saya biasa jual di depan rumah sini saja, kalau noken yang besar saya jual Rp200.000 dan kalau yang kecil saya jual Rp150.000.
Tanya: Mama sudah pernah jual di kota atau di pasar begitu?
Jawab: Saya sudah pernah bawa jual di Pasar Remu Sorong waktu itu saya dapat Rp1.500.000 dari 15 Noken, itu semua nya laku dalam 1 hari. Sebenarnya saya bisa dapat lebih tetapi orang yang datang beli itu dong tawar harga jadi saya kasih saja. Sedangkan uang taksi dari sini ke Sorong itu Rp50.000 jadi klau mama pulang pergi sudah Rp100.000. Jadi klau mama tidak ada uang, mama tidak bawa.
Tanya: kepala Kampung sudah t ahu bahwa Mama suka bikin Noken?
Jawab: Kepala Kampung sudah tahu, tetapi kepala kepala kampung tidak pernah berikan mama modal.
Tanya: Mama bisa gunakan HP? Mama ini tidak bisa membaca jadi mama tidak pegang HP hanya Bapa saja yang punya HP Samsung. tapi Bapa juga hanya pakai telepon, dengar-dengar lagu dan main permainan saja