Bakarbatu.id - Tambang emas ilegal bermunculan di kampung Dombron, Distrik Kwosefo dan kampung Kwor, Distrik Kwor, Kabupaten Tambrauw, Propisnsi Papua Barat. Menurut Niko Yesnath, pemuda kampung Dombron, pendulangan emas ilegal sudah terjadi sangat lama namun tidak diekspos kepada publik.

“Aktivistas pendulangan emas sudah berjalan 8 tahun. Di tahun 2015 lalu saya bawa orang untuk dulang emas ini namun dilarang oleh kepala kampung Dombron dan masyarakat. Tapi setelah saya dilarang malah ada oknum-oknum (warga kampung Dombron) yang bawa orang untuk dulang emas di sini,” katanya kepada bakarbatu.id di kampung Dombron, distrik Kwosefo (7/10/2022).

Niko menjelaskan aktivitas pendulangan emas ilegal dilakukan secara bertahap dan berpindah-pindah di sepanjang Kali Syubok.

“Aktivitas dulang emas dilakukan dengan skala kecil dan mereka melakukan aktivitas secara bergiliran. Jadi kalau sudah ada hasil nanti mereka pulang untuk menjual, terus istirahat pendulangan dan akan balik setelah dipanggil lagi. Paling lama 6 bulan para pendulang kembali beraktivitas,” lanjutnya.

Sementara berdasarkan data yang dihimpun di lapangan mayoritas para pendulang emas ilegal di kampung Dombron didominasi pendatang. Tampak terlihat juga sejumlah pohon Matoa dan merbau serta Sagu ditebang untuk memperlancar aktivitas mereka.

Sementara di kampung Kwor  terdapat banyak tambang emas ilegal yang dilakukan di tengah-tengah pemukiman warga dan dikerjakan oleh masyarakat Kwor maupun pendatang.

Padahal Tambrauw merupakan salah satu kabupaten pertama di Papua Barat yang memutuskan diri sebagai kabupaten konservasi. Provinsi ini memiliki Peraturan Daerah Khusus Nomor 10 tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Berkelanjutan, sebagai tindak lanjut komitmen mereka atas deklarasi menjadi provinsi konservasi.